Jumat, 12 September 2014

Melihat Jenis Kelamin Lovebird Dari Capit Urang

ALASAN ILMIAH MENGAPA CAPIT URANG / SUPIT URANG DIJADIKAN ACUAN SEBAGAI PENENTUAN JENIS KELAMIN.
(foto Saya seratakan dibawah, kerangka tulang bu
rung dr keluarga Paruh Bengkok)
Selain berdasarkan perilaku, acuan utk menentukan jenis kelamin bisa dgn meraba Capit Urang dgn syarat KETIKA burung sudah berusia dewasa, BUKAN masih piyik/muda.
Pada struktur anatomi tulang burung, khususnya pada bagian pinggulnya, terdiri dari 3 bagian tulang utama, yaitu Illium (atas pinggul), Ischium (tepi pinggul), dan Pubis (depan pinggul).
Capit Urang (bahasa Sunda), yg sering kita raba yg terletak dibawah tulang dada, yg ujungnya memiliki 2 titik bersebelahan, merupakan Ischium.
Ketiga tulang ini menyatu menjadi satu bagian menjadi tulang Innominate.
Tulang Innominate menjadi lebih fleksibel pada burung betina selama masa kawin/birahi, yang memungkinkan burung untuk mengeluarkan telur melewati tulang tersebut. Itulah mengapa bagian Capit Urang pada betina dewasa menjadi lebih empuk dan melebar ketika kita raba.

Pada manusiapun, hampir sama. Itulah sebabnya mengapa wanita memiliki pinggul yg lebih besar daripada pria. Dan ketika masa kehamilan pun, tulang Innominate juga lebih fleksibel.
Itulah alasan ilmiahnya dan Tuhan selalu menciptakan semua makhluknya dgn sempurna.
So, jangan cuma BETINA RENGGANG JANTAN RAPAT ya. Mesti tahu juga alasannya mengapa seperti itu, agar bisa dipertanggung jawabkan

Sabtu, 21 Juni 2014

PIYIK LOVEBIRD BARU MENETAS


Ketika Anda cek glodok, ternyata ada beberapa yang sudah menetas, tapi lupa belum diberi jagung dan sayuran lainnya? Waduh bagaimana? Jangan-jangan piyik nya bakal mati nih!
Tenang dulu, piyik umur 1-2 hari pun sudah bisa mencerna bijian yg diberikan induknya. Sayuran dan makanan ekstra lainnya, sebetulnya hanya untuk memperlengkap nutrisi piyik Anda agar pertumbuhannya optimal.
Kuasa Tuhan memang tiada duanya. Piyik sebesar ruas kelingking dengan organ pencernaan yg tentunya superkecil pun bisa mencerna bijian sekeras millet.
So, apapun piyiknya, syukuri saja.
Silahkan di cek foto dibawah. Isi di dalam tembolok semi transparan yang bulatan kecil kuning adalah millet.



Lovebird Lutino Personata

Teman-teman sesama hobiis mungkin sudah tidak asing lagi dengan Lovebird jenis Lutino. Ketika ditanya seperti apa itu Lutino, (hampir) semua serempak menjawab : "Itu lhoo yg kuning ngejreng kepala merah ngalung sampe dada...".
Tetapi ketika ditanya : "Lutino jenis/spesies apa itu Bro?...".
Apa jawaban anda?
Lutino Personata dan jenis lain pada Lovebird Kacamata mutasinya bersifat resesif, dan bisa diwariskan ke keturunan setelahnya secara genetis (split/trah).
Ngobrol bareng LLI kali ini kita coba mengenal Lutino dari jenis Agapornis Personatus, atau dikenal dengan sebutan Dakocan/Kepala Hitam yang memang spesies Lovebird yg sangat umum di Indonesia.
Tahukah Anda, Lutino yg umum diperjual belikan di kita mayoritas dari jenis Lutino Fischeri ataupun Lutino Hybrid.
Semakin merah, semakin merata ke bawah, semakin dicari.
Tidak demikian dengan CIRI FISIK Lutino Personata.
Bedanya, warna kemerahan di kepala Lutino Personata, tidak setajam warna merah pada Lutino Fischeri, dan areanya pun hanya sebatas di kepala tanpa menyebar ke bagian dada.
Di bagian pangkal ekor (tungir, atau disebut jg rump), Lutino Personata berwarna kuning polos, tanpa ada warna putih seperti pada Lutino Fischeri.
Jadi, tidak semua Lutino yang bagus itu merah menyala, menyebar (ngalung) sampai dada. Bila Anda penggemar jenis Personata, maka Si Pucat ini yg terbaik!

Beda Lovebird Import Vs Lokal

Pada dasarnya, TIDAK ADA, karena yang dibicarakan adalah mahluk yang sama, yaitu lovebird. Lovebird mau lahir di Belanda, mau lahir di Amerika, mau lahir di Taiwan, mau lahir di Indonesia, mau lahir di Mesir, dst dst, tetaplah seekor lovebird, TITIK. Soal kenapa hal ini jadi pertanyaan di kalangan pecinta lovebird di Indonesia adalah sebagai berikut:


1. Banyak peternak lovebird di Indonesia yang masih awam mengenai pengetahuan dasar lovebird, mana yang roseicollis/peachface, mana yang fischeri/dakocan kepala emas, mana yang personatus/dakocan kepala hitam, dll. Yang terjadi adalah karena lovebird adalah peliharaan yang lagi nge-TOP dan berharga relatif tinggi, semua orang berlomba-lomba untuk mengeruk untung secepat mungkin. Yang terjadi adalah pencampuran jenis-jenis spesies lovebird antara satu dengan lainnya, dimana yang beternak, yang menjual dan yang membeli tidak tahu apa yang diternak, dijual dan dibeli, asal itu seekor lovebird. Hasilnya: lovebird barong, lovebird kacamata yang galurnya sudah campur baur

2. Di Eropa pada umumnya dan Belanda/Belgia pada khususnya, peternak lovebird di sana (99%) menganut sistem galur murni, dimana lovebird tidak disilang antara satu spesies dengan spesies lainnya, jadi lovebird yang dihasilkan adalah lovebird berstandar spesies yang bersangkutan. Contoh: Personatus hijau yang tidak berbulu oranye di dadanya

3. Di Eropa pada umumnya dan Belanda/Belgia pada khususnya, banyak peternak yang melakukan seleksi indukkan yang akan diternakkan, jadi hanya yang berbodi besar yang dipasangkan dan diternakkan. Hasilnya adalah anakan yang bodinya besar-besar. Jika yang berbodi besar terus menerus dikawinkan dengan bodi besar lain setelah beberapa generasi, terjadilah standarisasi bodi besar pada lovebird tersebut.

4. Soal isu/mitos bahwa lovebird impor adalah mandul, adalah TIDAK BENAR. Kenyataannya menurut saya adalah, diperlukan sebuah tahap adaptasi dari daerah Eropa (empat musim dan humiditas udara yang kering) menuju Indonesia (panas sepanjang tahun + hujan dan daerah humiditas tinggi). Belum lagi tahap penyesuaian dari shock/trauma perjalanan udara untuk membawa mereka kesini. Sesuai dengan pengalaman saya dengan burung impor Belanda, waktu adaptasi adalah sekitar 6 bulan sebelum mereka terbiasa dan mulai bertelur. Para anak dari indukan ini tentunya sudah terbiasa dengan iklim Indonesia jadi tidak perlu beradaptasi lagi setelah mereka menjadi dewasa.

Jika kita menganut prinsip yang sama dengan para peternak Eropa, tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan menjadi unggul. Lovebird adalah burung asli dari Afrika, dimana musim/iklim disana sangat mirip di Indonesia. Indonesia mempunyai suhu yang relatif stabil sepanjang tahun (25-35 celcius) dan humiditas yang konstan, lebih unggul dari eropa yang suhunya bisa sampai minus di musim dingin, sampai 40 derajat dimusim panas, belum lagi humiditas yang naik turun. Asal penempatan kandang dan cara kita merawat benar, pasti para lovebird ini akan lebih produktif di Indonesia

Semestinya hal ini tidak hanya untuk lovebird saja, contoh lain dalam hal ini adalah Parkit Holland. Bisa dibedakan ukuran antara parkit ini dengan parkit yang biasa dijual dipasar lokal, ukuran bodi bisa hampir sampai 50-70% lebih besar!

Semoga uraian singkat dari saya bisa bermanfaat untuk para rekan pecinta lovebird di Indonesia. Mari kita gerakkan/galakkan beternak lovebird berdasarkan galur murni!


Kualitas > Kuantitas!

Tips agar sarang lovebird terhindar dari serangga dalam glodok



SARANG,GLODOK INGIN TERHINDAR DR SERANGGA:

1.Glodok kosong d semprot cyperkiller.
2.Kasih dasar serutan kayu+semprot cyperkiller.
3.Glodok&Dasar sarang mskkan kandang+semprot cyperkiller lg.
4.LB mandikan cyperkiller sebelum msk kandang.
5.cyperkiller adalah obat serangga yg aman d gunakan tuk semua binatang,aman tuk burung,

Tuk selanjutnya cukup 1x/2bln kandang,glodok d semprot cyperkiller,OBAT tersebut bs d dpt d toko walet,pertanian.
isi30gram/bungkus.cukup secuil sendok agar2 kecil+500ml air.BERDASAR PENGALAMAN PRIBADI.
POSTING BY IPUNX MADURA

Minggu, 08 Juni 2014

Lovebird Black-cheeked Lovebird (Agapornis nigrigenis)






Lovebird adalah satu burung dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani "agape" yang berarti "cinta" dan "ornis" yang bearti "burung"). Mereka adalah burung yang berukuran kecil, antara 13-17cm dengan berat 40-60 gram, dan bersifat sosial. Delapan dari spesies ini berasal dari Afrika sementara spesies "Lovebird Kepala Abu-Abu" berasal dari Madagaskar. Nama mereka berasal dari kelakuan yang umum diobservasi bahwa sepasang lovebird akan duduk berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain. Sifat pasangan lovebird adalah monogami di alam bebas.


Deskripsi

Lovebird secara umum mempunyai tinggi 13 sampai 17 cm dan berat sekitar 40 sampai 60 gram, berekor pendek dan berparuh besar.

Taksonomi

Secara tradisional, lovebird terdiri dari tiga grup besar:
  • 1. Grup dimorfic (berpenampilan fisik beda antara jantan dan betina): Madagascar, Abyssinia dan Red-headed Lovebird
  • 2. Grup menengah: Peach-faced Lovebird
  • 3. Grup kacamata: Black-Masked, Fischer's, Liliane (Nyasa) dan Black-cheeked Lovebirds
Lovebird Black-cheeked Lovebird (Agapornis nigrigenis) 14 cm. Sebagian besar hijau, leher dan bagian belakang kepala coklat, bagian depan kepala coklat kemerahan, bagian dada atas oranye, paruh merah, mata berkacamata putih
 

             

Senin, 14 April 2014

Standar Penilaian Kecantikan Lovebird


Penilaian kecantikan seekor burung Lovebird bukan hanya difokuskan pada keindahan warna bulunya saja, tapi
terletak pada keharmonisan katrakteristiknya, antara lain : bentuk, warna, ukuran, kondisi dan tingkah laku
sepanjang periode penilaian.
Setiap orang (juri) memiliki selera yang berbeda dan ini harus dihormati. Namun semua juri tetap harus mengikuti
aturan main yang telah ditetapkan sehingga walaupun berbeda selera tapi pakem yang digunakan tetap sama.

Bagian – bagian dari Lovebird yang harus diperhatikan dan menjadi titip penilaian adalah sebagai berikut :
1. Bagian kepala. Bagian kepala harus berbentuk bulat seperti koin dengan bagian jidat atau kening agak
menonjol. Mata bersih, paruh tidak cacat atau baret. Lihat Gbr 1.A dan Gbr 1.B





Gbr 1.A. Bentuk kepala burung sebelah kanan bulat sementara sebelah kiri agak “gepeng”.

 
Gbr 1.B. Mata bersih dan sehat. Paruh terlihat nyaris sempurna tanpa ada cacat maupun baret.


2. Bagian dada. Dada harus bidang dan jika dilihat dari samping meruncing hingga kebagian ekor. Bagian dada
harus mencerminkan species LB yang bersangkutan. Contoh: pada jenis fischeri, warna merah pada bagian
dada harus merata hingga bagian perut. Lihat Gbr 2.A. Sementara pada jenis personata, warna pada bagian
dada harus senada dengan bagian leher sehingga seolah‐olah membentuk kalung yang melingkar (Gbr 2.B).

 
Gbr. 2.A Burung sebelah kiri dan kanan adalah sama‐sama jenis Fischeri Pastel Green. Terlihat sangat jelas
perbedaan kedianya dari sisi warna. Bagian dada burung sebelah kiri warna merahnya tidak mencerminkan
seekor Fischeri dan bagian hijau pada sisi perut penih dengan bercak‐bercak kuning. Bandingkan dengan
burung sebelah kanan. Dada bidang, meruncing hingga ekor, merahnya tegas hingga bagian perut dan warna
hijau pada bagian perut tidak terkontaminasi oleh warna lain.
  
Gbr. 2.B Ini yang dimaksud dengan “warna pada bagian dada harus senada dengan bagian leher sehingga
seolah‐olah membentuk kalung yang melingkar”. Perharikan bagian leher belakang. Bandingkan foto burung ke 1, 2 dan 3.
3. Warna. Warna harus tegas pada setiap bagian sehingga seperti menbentuk blok atau kluster tersendir.
Lihat ilustrasi Gbr 3.A dan 3.B
                                     Gbr. 3.A                                            Gbr. 3.B
4. Bagian punggung bawah. Jika dilihat dari depan atau belakang, bagian punggung hingga ekor membentuk
garis lurus dan ekor membentuk huruf V. Bagian kloaka harus bersih.

   
  
5. Bagian sayap. Sayap harus rapat ke badan dan tidak turun serta bulu dalam keadaan lengkap.
 
 
6. Bentuk keseluruhan (harmonisasi). Ini lebih ditekankan pada keharmonisan bentuk badan LB secara
keseluruhan serat cacat tubuh semisal kuku hilang, paruh gompal, bulu yang kurang lengkap, dll.
7. Kondisi. Yang dimaksud kondisi disini tentu adalah tingkat kesehatan burung. Apakah burung terlihat lesu,
kurus, kotor, dll.
8. Ukuran. Ukuran yang baik adalah besar. Jika kita menbandingkan 2 species LB yang sama dengan ukuran
tubuh yang berbeda, maka yang bertubuh lebih besar memiliki nilai plus.
9. Tingkah laku. Burung harus terlihat tenang dan tidak takut dengan juri. Jika burung memiliki “kelebihan”
atau “kecerdasan”, dalam berinteraksi , maka ini bisa menjadi nilai tambah.

Table Skala Penilaian
Standard pembagian Nilai
Nilai (diisi oleh juri)


Max Nilai
Sangat baik
 Baik
Sedang
 Kurang
Bentuk &
Warna
(50 Point)
 Kepala
 15
 14 ‐ 13
 12 ‐ 11
10 ‐ 9
8 ‐ 7
 Dada
 15
 14 ‐ 13
12 ‐ 11
 10 ‐ 9
 8 ‐ 7
 Warna
15
14 ‐ 13
 12 ‐ 11
 10 ‐ 9
8 ‐ 7 
 Punggung
 5
4
 3
2
1
Karakteristik
Umum
(50 Point
 Sayap
15
 14 ‐ 13
 12
11
10
 Harmonisasi
 10
 9 ‐ 8
 7
6
5
 Kondisi
 10
 9 ‐ 8
 7
6
5
 Ukuran
 10
 9
 8
7
6
 Tingkah laku
 5
 4
 3
2
1
 Total
 100
 91-85
76-73
64-61
52-48




Berikut ini adalah para juara dan nominasi BVA 2012 sebagai bahan referensi. Coba perhatikan dan sesuaikan dengan kriteria penilaian diatas.