Selasa, 01 April 2014

RED SUFFUSION LOVEBIRD

Lovebird merah? Ya, bukan hanya kenari saja yang bisa punya warna merah. Lovebird pun kini ada yang berwarna merah yang dikenal dengan sebutan red suffusion (terkadang ada yang menyebutnya sebagai red suffused). Sampai saat ini masih ada beda pendapat mengenai kemunculan lovebird merah. Sebagian penangkar menyebutnya sebagai murni hasil mutasi genetik. Tetapi sebagian lainnya punya pandangan berbeda, dimana warna merah bukan merupakan hasil mutasi  yang sesungguhnya (true mutation), melainkan akibat dari gangguan penyakit, bahkan gangguan metabolisme pada tubuh burung.

Red suffusion biasanya muncul sebagai bintik-bintik merah, bisa juga warna oranye yang terangkai, di mana hal ini dipercayai terjadi akibat pengaruh beberapa jenis makanan atau disfungsi hati pada waktu pertumbuhan, atau perkembangan bulu yang abnormal sehingga burung memiliki pigmen yang berbeda.
Warna merah ini biasanya tidak bersifat kompak, karena di beberapa lokasi bulu sering terselip warna lain, terutama putih dan kuning. Karena itu, ada juga yang menyebutnya sebagai red pied lovebird atau lovebird blorok merah. Selain itu, warna paruh juga bervariasi, ada yang krem atau putih pink, tetapi ada juga yang benar-benar berwarna merah seperti gambar di bawah ini.
Lovebird blorok merah dengan paruh berwarna merah.

Red suffusion biasanya terjadi pada burung yang sudah sangat tua. Namun, ada juga burung muda yang belum melewati masa mabung pertamanya, seperti terlihat pada gambar paling atas. Juga terdapat pendapat bahwa pasangan burung dari jenis ini memiliki umur pendek dan tidak bisa berkembang biak, karena red suffusion betina memiliki gangguan metabolisme. Hingga kini belum diketahui secara jelas apakah kemunculan warna merah ini berkaitan dengan penyakit serius, karena memang belum ada penelitian intensif mengenai red suffusion.
Ada pula anggapan bahwa red suffusion terjadi akibat burung mengalami depigmentasi, atau kehilangan pigmen tertentu, baik sebagian (parsial) maupun seluruhnya. Untuk lebih jelasnya, kita akan mencoba mengulas mengapa bulu burung bisa memiliki warna.
Lovebird blorok merah
Lovebird blorok merah
Warna bulu pada burung ditentukan oleh pigmen melanin dan karotenoid. Melanin masih dibedakan menjadi eumelanin yang bertanggung jawab terhadap warna hitam dan cokelat, serta phaeomelanin yang bertanggung jawab terhadap warna kuning tua dan merah kecokelatan (merah tua).
Tetapi pigmen phaelomelanin tidak dijumpai pada lovebird. Tanggung jawabnya diambil alih oleh pigmen psittacine (akan dijelaskan di bagian selanjutnya).
Warna merah kecokelatan berbeda dari merah. Jadi, melanin tidak memiliki kaitan terhadap warna merah. Sebab warna merah menjadi tanggung jawab karotenoid, dan ini merupakan kelompok pigmen alami yang bisa ditemukan didalam tanaman, buah-buahan, dan sayuran.
Karotenoid biasanya memiliki warna merah, oranye, maupun kuning. Warna kuning juga berbeda dari kuning tua (kuning kusam) yang menjadi tanggung jawab pigmen phaeomelanin. Beberapa karotenoid yang paling umum adalah cantaxanthine, lutein, beta-karoten, astaxanthine, zeaxanthine, dan sebagainya.
Dari sini diketahui bahwa nutisi tertentu bisa mempengaruhi warna karotenoin dalam bulu burung, sebagaimana dialami oleh kenari merah. Intensitas warna ini juga ditentukan oleh jenis karotenoid dan kuantitas yang disimpan dalam bulunya. Tetapi, sekali lagi, hal itu bisa dan lazim ditemukan pada kenari dan jenis burung finch lainnya, tetapi tidak pada lovebird dan burung paruh bengkok lainnya (Psittaciformes).
Bulu-bulu burung paruh bengkok memiliki pigmen yang disebut psittacine atau psittacofulvins. Pigmen ini bertanggung jawab atas penyebaran warna merah dan kuning pada burung parbeng, termasuk lovebird.
Jika dibandingkan, ada beberapa kesamaan antara psittacine dan karotenoid. Dengan kata lain, pemunculan warna merah atau oranye pada lovebird tidak dipengaruhi oleh faktor nutrisi atau pewarna tertentu seperti halnya kenari.
Meski demikian, sampai sekarang masih sulit diprediksi penyebab pasti mengapa bisa muncul warna merah pada red suffusion lovebird. Tetapi melihat beberapa uraian di atas, ada dua kemungkinan penyebab seperti berikut ini :
  • Terjadinya masalah di hati atau penyakit hati yang menyebabkan munculnya bintik-bintik merah yang terangkai, sehingga burung terlihat berwarna merah. Kemungkinan lain adalah terjadi cacat dalam folikel bulu. Artinya, faktor penyakit dan / atau gangguan metabolisme tubuhlah yang memunculkan warna merah.
  • Memang benar terjadi mutasi warna, sebab mutasi warna pada lovebird, terutama lovebird muka salem, dikendalikan oleh dua pigmen (eumelanin dan psittacine), baik berupa mutasi eumelanin, perubahan distribusi eumalenin, mutasi psittacine, dan perubahan distribusi psittacine. Dalam kasus ini sangat dimungkinkan akibat mutasi atau perubahan distribusi pigmen psittacine.
Penelitian lebih lanjut mengenai red suffusion perlu dilakukan, untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai lovebird “spesial” ini. Apapun pendapat Anda, lovebird blorok merah tetap cantik kok.

1 komentar: